MATERI PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT / AGREGAT PLANNING

Perencanaan agregat menyangkut penentuan jumlah dan kapan produksi akan dilangsungkan dalam waktu dekat, sering kali 3 sampai 18 bulan ke depan. Tingkat permintaan yang telah diramalkan dipenuhi dengan menyesuaikan tingkat produksi, tingkat kebutuhan tenaga kerja, tingkat persediaan, waktu lembur, tingkat nilai subkontrak dan semua variabel lain yang dapat dikendalikan. Rencana agregat juga dikaitkan dengan sasaran-sasaran strategis bisnis dari perusahaan.
Konsep dari perencanaan agregrat adalah untuk menghitung jumlah produk yang harus diproduksi dengan mengelompokkan produk-produk ke dalam famili dan menemukan produk pengganti yang representatif untuk kesemua produk dalam famili. Untuk produsen mobil, output memberikan informasi mengenai berapa mobil yang harus diproduksi (famili), tetapi bukan berapa mobil yang berpintu dua, dan berapa yang berpintu empat atau warna merah atau hijaukah yang akan diproduksi (item). Satuan mobil didasarkan pada satu jenis mobil, misalnya mobil berpintu dua, yang dinamakan satuan agregat. Jenis mobil lain dikonversikan ke satuan agregat ini dengan menggunakan faktor konversi yang dapat berupa waktu baku pengerjaan, bahan baku yang digunakan dan lain sebagainya. Proses pemisahan rencana agregat menjadi rencana yang lebih rinci disebut disagregasi; dimana hasilnya adalah Jadwal Induk Produksi (JIP) atau Master Production Schedule (MPS). Perencanaan agregat berfungsi untuk menetapkan kerangka kerja untuk penjadwalan induk produksi dan pelaksanaan manufaktur.
Material Requirements Planning ( MRP) menggunakan suatu Master Production Schedule ( MPS) dari item akhir untuk menentukan jumlah dan waktu produksi dari part komponen. MRP adalah insentive kapasitas, yang secara implisit berasumsi bahwa kapasitas yang tersedia cukup untuk memproduksi komponen pada waktu komponen tersebut diperlukan.
Suatu masalah yang biasanya ditemui waktu mengoperasikan sistem MRP adalah keberadaan dari overstated MPS. Suatu overstated MPS adalah suatu kondisi dimana lebih banyak produksi yang dilepaskan daripada yang dapat dipenuhi perusahaan. Pengakuratan MPS yang berkenaan dengan kapasitas adalah suatu langkah yang sangat penting di dalam MRP. Langkah validasi ini disebut RCCP. Lebih jelasnya RCCP digunakan untuk menguji kelayakan kapasitas dari suatu rencana jadwal induk produksi, sebelum MPS tersebut ditetapkan.

Selanjutnya silahkan download materi PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT

0 comments: