PENJADWALAN MESIN UNTUK MANUFAKTUR (Schedulling)

Penjadwalan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan produksi suatu perusahaan, karena Penjadwalan inilah yang digunakan dalam mengoptimalkan pemakaian sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Penjadwalan itu sendiri harus dibedakan dari perencanaan agregat. Perencanaan agregat merupakan kegiatan penentuan sumber daya yang diperlukan oleh suatu perusahaan. Sedangkan Penjadwalan merupakan kegiatan pengalokasian sumber daya tersebut guna mencapai tujuan yang diinginkan.

Penjadwalan itu sendiri memiliki banyak definisi. Tipe ahli mengeluarkan definisi yang berbeda-beda. Di antara para ahli tersebut ada yang mendefinisikan Penjadwalan sebagai proses pemilihan, pengorganisasian, dan pemberian waktu dalam penggunaan sumber daya untuk melaksanakan aktivitas yang diperlukan agar menghasilkan output yang diinginkan dan memenuhi waktu serta kendala yang ada. Selain itu ada juga yang berpendapat bahwa Penjadwalan adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan proses pengurutan pengerjaan produk secara menyeluruh pada beberapa mesin.

Dari sekian banyak Penjadwalan yang telah ada pada saat ini, inti dari semua versi tersebut adalah :
  • Penjadwalan berfungsi sebagai alat pengambilan keputusan
  • Penjadulan merupakan teori yang berisi prinsip-prinsip dasar, model, teknik, dan kesimpulan logis dalam pengambilan keputusan.
Untuk menyelesaikan masalah penjadwalan yang dihadapi, dapat digunakan beberapa pendekatan. Pendekatan-pendekatan tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
  • Pendekatan tradisional, yang meliputi metode –metode penelitian operasional
  • Pendekatan yang lebih modern, yang mencakup gabungan antara metode penelitian operasional, intelegensia tiruan, simulasi kejadian, dan ide-ide yang diambil dari teori kontrol (Baker, 1974).
Beberapa tujuan yang ingin dicapai dengan dilaksanakannya Penjadwalan produksi adalah :
  • Meningkatkan utilitas sumber daya yang dimiliki
  • Mengurangi makespan yang juga berarti menurunkan rata-rata flowtime dan rata-rata work in process
  • Meminimasi biaya produksi
  • Mengurangi persediaan barang setengah jadi dengan jalan mengurangi jumlah rata-rata pekerjaan yang menunggu antrian suatu mesin yang dalam keadaan sibuk
  • Memenuhi keinginan konsumen, baik itu dalam hal kualitas produk yang dihasilkan maupun dalam hal ketepatan waktu.
Sasaran Penjadwalan, khususnya untuk flowshop adalah hanyalah minimasi waktu alir rata-rata dan minimasi kelambatan. Hal itu dilakukan dengan cara :
  • Minimasi waktu alir rata-rata (mean flow time) yang dilakukan dengan menggunakan aturan Shortest Processing Time (SPT).
  • Minimasi waktu alir rata-rata berbobot (weighted mean flow time), yang dilakukan dengan menggunakan aturan Weigted Shortest Processing Time (WSPT).
  • Minimasi kelambatan rata-rata (Mean Lateness), yang dilakukan dengan menggunakan SPT.
  • Minimasi keterlambatan maksimum (maximum tardiness), yang dilakukan dengan menggunakan aturan Earliness Due Date (EDD).
  • Minimasi jumlah pekerjaan yang terlambat, yang dilakukan dengan menggunakan Algoritma Hodgson.
  • Minimasi keterlambatan rata-rata (mean tardiness), yang dapat menggunakan aturan Slack ataupun Algoritma Wilkerson Irwin.
Adapun tipe-tipe keputusan yang akan diperoleh dari pelaksanaan Penjadwalan tersebut berupa :
  • Pengurutan pekerjaan (sequencing)
  • Penugasan (dispatching)
  • Pengurutan operasi suatu job (routing)
  • Penentuan waktu mulai dan selesai pekerjaan (timing)
Dalam menyelesaikan suatu maslah Penjadwalan biasanya diberlakukan asumsi yang menyangkut karateristik tugas, operasi, mesin yang digunakan dan waktu proses. Hal ini dimaksudkan untuk menyederhanakan masalah penjadulan itu sendiri. Asumsi-asumsi dasar (Baker, 1974) tersebut antara lain :

1.Karakteristik Job

  • Job terdiri dari urutan operasi yang telah ditentukan
  • Suatu operasi hanya bisa dikerjakan pada satu tipe mesin
  • Hanya ada satu mesin dari tiap tipe mesin dalam shop
  • Waktu proses diketahui dengan pasti seperti halnya due date
  • Urutan waktu set up bersifat independen dan waktu transportasi antar mesin dapat diabaikan
  • Operasi yang sedang dikerjakan pada mesin tidak dapat diinterupsi
  • Operasi tidak dapat dimulai sampai operasi pendahulunya diselesaikan
  • Setiap mesin hanya dapat memproses satu operasi pada satu waktu
  • Setiap part hanya dapat memproses satu operasi di satu mesi pada suatau waktu
2.Karakteristik Operasi
  • Setiap operasi merupakan suatu kesatuan, walaupun mungkin terdiri dari beberapa unit
  • Setiap operasi yang telah dimulai proses pengerjaannya pada suatu mesin harus diselesaikan
  • Setiap operasi tidak boleh diproses lebih dari satu mesin pada waktu yang sama
  • Setiap operasi dikerjakan menurut urutan yang telah disusun dan tidak boleh berdasarkan urutan lainnya (Presedence constrain)
  • Setiap operasi boleh diproses lebih dari satu kali di mesin yang sama
  • Setiap operasi dapat diproses pada berbagai jenis mesin yang mampu melaksanakan operasi tersebut.
  • Setiap job hanya mempunyai satu routing dalam memproses operasi-operasinya
3. Karakteristik Mesin
  • Setiap mesin hanya memproses satu tugas pada satu saat tertentu
  • Setiap mesin secara kontinyu siap untuk dibebani tugas selama proses Penjadwalan apabila tidak mengalami interupsi akibat kerusakan dan perawatan
  • Setiap mesin beroperasi sesuai dengan informasi waktu dan distribusi yang diketahui secara tepat
4. Karakteristik Waktu Proses
  • Waktu proses telah diketahui baik rata-rata maupun distribusinya
  • Waktu proses independen terhadap jadual. Artinya urutan set up time bersifat independen dan move time antar mesin dapat diabaikan
  • Setiap waktu proses secara implisit sudah mencakup waktu pemindahan benda kerja, set up, dan penghentian mesin.
Selanjutnya silahkan download Materi PENJADWALAN MESIN UNTUK MANUFAKTUR (Schedulling)

1 comments:

apa bedanya makespan dan mean flow time??
apakah tujuannya sama?? sama-sama untuk minimasi waktu proses keseluruhan??
pakah makespan dan mean flow time berbanding lurus??
terimakasih