MANAJEMEN PERUBAHAN

Berubah: Mengapa Berubah?
Berubah bukan karena yang lama ‘buruk’ atau’salah’ tetapi yang lama sudah tidak relevan, tidak kontekstual.
Berubah supaya tidak menjadi korban perubahan.
Berubah untuk ‘memegang kendali ‘ dalam proses perubahan.
‘Control your destiny or someone else will’ (Jack Welch)
‘Failure requires change, but so does success’ (Lester Thurow).
‘Change before you have to’(Jack Welch)
If it is not broken, break it!
Kalau perubahan di luar lebih cepat dari perubahan dalam perusahaan, perusahaan berada dalam bahaya.
Berubah karena ada aspirasi baru
Apa yang diubah?
Lingkup Perubahan:
Aspek psiko-sosial atau aspek ‘jiwani’ organisasi( paradigma, visi, misi, budaya , ).
Aspek struktur dan proses teknis atau aspek ‘ragawi’ organisasi ( struktur, strategi, kompetensi, sistem-sistem manajeman ).
Perlunya penyelarasan(alignment)
Perubahan aspek psiko-sosial perlu sejalan dan selaras dengan perubahan aspek-aspek struktur dan proses teknis.
‘Jiwa’ menjadi acuan dalam pembentukan ‘raga’, ‘raga’ mendukung berkembangnya ‘jiwa’.
Kepemimpinan mutlak diperlukan dalam menjalankan perubahan aspek psiko-sosial dalam organisasi.
Perubahan aspek struktur dan proses teknis memerlukan kemampuan manajemen.
Sumber Perlawanan terhadap perubahan
Tidak dapat melihat risiko besar dari status-quo
Merasa terancam kepentingannya.
Terlena dalam ‘zona kenikmatan’
Tidak memahami arah perubahan.
Merasa tak memiliki kemampuan dalam menghadapi keadaan baru.
Ikatan yang kuat dengan kebiasaan lama
Penyebab kegagalan dalam perubahan
Tidak mampu menumbuhkan perasaan diantara anggota organisasi bahwa perubahan merupakan satu hal yang sangat mendesak dan sebuah keharusan ( no sense of urgency )
Tidak mampu menggalang kelompok pendukung perubahan yang kuat.
Tidak ada visi atau visi yang kurang jelas.
Tidak mengkomunikasikan visi secara intensif dan dengan baik agar visi tersebut menjadi visi bersama dan menjadi bermakna bagi anggota organisasi.
Tidak menghilangkan hambatan terhadap tumbuhnya dan berkembangnya visi dan sikap baru, khususnya hambatan yang bersumber pada sistem dan struktur lama.
Tidak ada perencanaan dan usaha sistematik untuk mencapai keberhasilan jangka pendek.
Terlalu cepat merasa berhasil
Tidak berhasil mentransformasikan pandangan, cara-cara atau sikap baru menjadi budaya organisasi

0 comments: